2. Kehidupan Budaya dan Agama: Kerajaan Pajajaran merupakan pusat budaya dan agama di wilayah Jawa Barat. Agama Hindu dan Buddha berkembang dengan subur, dan banyak pura dan candi dibangun sebagai tempat ibadah dan pusat pembelajaran. Seni, sastra, dan arsitektur juga berkembang pesat, menciptakan warisan budaya yang kaya dan beragam. 3. Kala itu, Kerajaan Sumedang Larang merupakan bagian dari Kerajaan Pajajaran berhubungan baik dengan Kesultanan Cirebon. Berdasarkan catatan Apipudin S.M. dalam Penyebaran Islam di Daerah Galuh Sampai dengan Abad 17 (2010) terungkap bahwa Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umun dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Angkawijaya.
Kita dituntut untuk bisa menerapkan nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari dan mengetahui sejarah pancasila di masa kerajaan, dan wujud nilai pancasila yang terdapat pada masa kerajaan. Kita menjadi tahu hak dan kewajiban kita sebagai warga negara yang akhirnya membuat kita jadi mengerti peran dan penempatan diri kita sebagai bagian
Kerajaan Cirebon kemudian berkembang menjadi semakin pesat ketika Islam mulai dominan dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Beragam budaya kemudian lahir sebagai bentuk penerimaan masyarakat Cirebon terhadap masuknya ajaran Islam dalam lingkungan mereka.
Kerajaan Talaga Manggung didirikan kira-kira sebelum abad ke-15, oleh Sunan Talaga manggung putra Pandita Prabu Darmasuci putra Batara Gunung Picung putera Suryadewata putera bungsu dari Maharaja Sunda yang bernama Ajiguna Linggawisesa (1333-1340) di Galuh Kawali, Ciamis. Maharaja Ajiguna Linggawisesa digantikan oleh Prabu Ragamulya atau Aki

sekitar tahun 1580 dengan landasan budaya Islam. Berdirinya Kerajaan Sumedang. Larang kiranya berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di kawasan Bandung. Pada satu sisi, budaya kerajaan di kawasan Bandung makin kuat. Pada sisi lain, masyarakat di kawasan itu mungkin mulai mengenal budaya Islam.

. 299 311 361 427 255 46 34 80

kehidupan budaya kerajaan pajajaran